April 17, 2011

Chris John Naik Sepeda Onthel 50 Km Tiap Hari ke SMP Santo Borromeus


TRIBUNNEWS.COM - Lulus dari SDN Gelang 1 Kecamatan Rakit, Chris John meneruskan ke SMP Santo Borromeus, Purbalingga. "Selama duduk di SMP, Si Chris (panggilan akrab Chris John--red) pulang pergi ke sekolah selalu naik sepeda onthel. Padahal sekali jalan jarak dari rumah kami ke SMP itu kurang lebih 25 kilometer, atau pulang pergi (PP) 50 kilometer. "Biasanya, saya naik sepeda onthel membonncengkan Adrian yang sekolah di SD Pius Purbalingga, dan Chris ngonthel sendiri ," kata Johan Cahyadi, orangtua Chris John sambil menambahkan anak keduanya, Chris itu dikenal pendiam dibanding saudara-saudaranya. Sikap pendiam Chris ini juga diakui guru-gurunya di SMP Santo Borromeus Purbalingga. Chris John mengenyam pendidikan di sekolah swasta favorit di Purbalingga itu, dari tahun 1992-1995. Ketika duduk di klas 1 , Chris John harus kost di sebuah rumah di belakang Kantor Kejaksaan Purbalingga. Pasalnya, rumah Chris di Desa Gelang, Kecamatan Rakit, Banjarnegara berjarak cukup jauh, sekitar 25 kilo meter. Namun ketika naik ke kelas dua hingga lulus, Chris memilih nglaju dari rumah ke sekolah. Hebatnya, ia selalu naik sepeda onthel untuk berangkat ke sekolah. Ari Broto, guru Bahasa Inggris SMP Santo Borromeus Purbalingga punya kenangan khusus dengan mantan muridnya, Chris John. "Ketika kost, dulu dia beberapa kali telat jika bangun tidur. Pernah beberapa kali , karena rumah saya di Jl. Lawet dekat dengan rumah kost Chris, saya datangi, hanya untuk membangunkan Chris berangkat sekolah. Dari tempat kost ke sekolah, dia jalan kaki sama saya , karena jaraknya cukup dekat," kenang Ari Broto. Kenangan lainnya tentang Chris John, lanjut Ari Broto, yakni kalau ke sekolah selalu membawa bekal dari rumah. "Dia tidak suka jajan di warung. Yang selalu saya ingat, setiap menu yang dibawa Chris John, pasti lauknya ada gorengan putih telur. Minumannya air putih, juga dicampur putih telur," kenang Ari Broto. Kenangan yang juga tidak terlupakan, lanjut Ari Broto, dirinya sering melihat Chris John sedang dilatih tinju oleh ayahnya di tempat kost, seusai pulang sekolah. Itu terjadi setiap hari. Dan ayah Chris John, sengaja datang ke tempat kost anaknya itu, untuk melatih tinju. Ayahnya selalu menanamkan sikap disiplin dan keras dalam berlatih. Sekadar diketahui, Johan Cahyadi yang kini masih tampak energik meskipun usianya sudah 74 tahun, sekitar tahun 1969 -1974 pernah mencatat debut tersendiri di kancah tinju amatir di tanah air. Saat itu, Johan Cahyadi hidup di Kota Jakarta. Selama kurun waktu itu, Johan Cahyadi pernah menyabet 2 kali kejuaraan yakni pada tahun 1970 dan 1971 pada event Kejuaraan Tinju Jakarta Fair. Johan masuk dalam kategori kelas layang. "Saat dilatih tinju oleh ayahnya itu, yang nonton kebanyakan tukang-tukang becak yang mangkal di belakang Kejaksaan Purbalingga. Saya sering menjumpai, ketika seusai pulang sekolah, dia dilatih keras olah raga tinju oleh ayahnya," kenang Ari Broto sambil menambahkan prestasi akademis Chris John biasa-biasa saja saat duduk di SMP Borromeus Purbalingga. Didikan keras Johan Cahyadi kepada Chris, juga diakui oleh Arsono, guru Matematika SMP Borromeus Purbalingga. Suatu ketika, Chris dinilai terlambat masuk ke sekolah oleh ayahnya. Padahal saat itu jam baru menunjukkan pukul 06.45 menit, sehingga masih ada waktu 15 menit. Atas keterlambatan masuk sekolah versi ayah Chris John itu, Chris John disuruh push up hingga beberapa puluhan kali di halaman SMP Santo Borromeus Purbalingga. Kontan saja, cara menghukum seperti itu mengundang perhatian para guru dan teman-teman Chris John di sekolah ini. "Setelah dihukum seperti itu, saya tanya kepada Chris. Apakah kamu tidak malu John?" tanya Arsono saat itu. "Saya ndak malu, pak. Saya harus patuh sama orang tua," ujar Arsono menirukan jawaban Chris John saat itu. "Mendengar jawaban seperti itu, saya jadi mrebes mili (berlinang air mata). Dia memang seorang yang patuh pada orang tuanya, termasuk sekarang dia sangat patuh pada pelatih tinjunya," ujar Arsono. Pernah suatu ketika Johan Cahyadi dipanggil oleh pihak sekolah."Mengapa bapak menghukum demikian, dia menjawab, agar Chris John menjadi anak yang disiplin dan patuh pada orang tua," ujar Arsono yang didampingi Kepala Sekolah SMP Santo Borromeus, Ignatius Yeli Widiyanto dan dan guru mata pelajaran ekonomi, Anggoro. Yeli maupun Anggoro menambahkan, didikan keras dan disiplin dari ayah Chrisjohn, menjadikan sosok Chris John seperti sekarang ini. Sosok yang disiplin, patuh pada orang tua dan pelatih serta pekerja keras. "Benih penanaman sikap disiplin dan keras sejak kecil, kini dibawanya sampai Chris John dewasa. Dan yang saya salut, setiap mau bertarung, ia selalu memohon doa kepada guru-gurunya, baik lewat telepon maupun SMS. Dalam bertarung melawan Daud "Cino" Yordan, kami berharap dan berdoa semoga Chris John bisa menang!" ujar Yeli. Pada tahun 2005, SMP Santo Borromeus Purbalingga mengadakan reuni akbar. Dan Chris John bersama istrinya, Ana Maria Megawati sempat hadir pada acara reuni tersebut. Dan dalam beberapa kali kesempatan, Chris John juga sering menyambangi bekas sekolahnya dulu itu, untuk sekadar bersilaturahmi dengan guru-gurunya maupun memberikan motivasi kepada murid-murid di sekolah itu. Selepas SMP, Chris John sempat tidak melanjutkan beberapa tahun, dan menekuni tinju. Sampai akhirnya dalam event kejuaraan tinju di tingkat Kabupaten Banjarnegara, petinju asal Desa Gelang, seperti Chris John, Adrian John (adik Chris John), dan teman mainnya seperti Teguh, Wahyu dan Soeh, merajai sebagai juara. Berangkat dari event di tingkat kabupaten itu, karir Chris John mulai menapak. Selanjutnya ia mengikuti Pekan Olah Raga Daerah (Porda) Jateng di Semarang. Ia yang mewakili Kabupaten Banjarnegara, berhasil mengharumkan nama daerahnya, karena menyabet juara. Selepas menamatkan SMA nya di Semarang, karir tinjunya terus melejit hinggasekarang. Selain aktif bertinju,C hris ‘The Dragon’ John, pemegang gelar Super Champions kelas bulu WBA yang kini dikatuniai 2 anak itu, juga makin dikenal karena kerap muncul di televisi sebagai bintang iklan, termasuk mengkampanyekan anti HIV-AIDS.(prasetyo/habis)