Mei 09, 2011

CHRIS JOHN BERNOSTALGIA DI SMP ST.BORROMEUS SELEPAS TANDING MELAWAN DAUD JORDAN


PURBALINGGA - Suasana hangat penuh kekeluargaan, Minggu (08/05/2011) sore mewarnai ruang pertemuan susteran di sebelah timur SMP Santo Borromeus Purbalingga (Jateng). Sore itu, ada tamu istimewa yang sudah ditunggu-tunggu oleh segenap suster dari Yayasan Santa Maria Purbalingga dan guru-guru SMP tersebut, yakni Christian Johanes atau yang akrab dipanggil Chris John.

Mengendarai mobil Panther warna silver H 9150 WA, Chris John yang ditemani teman akrabnya, Hartono tiba di SMP Santo Borromeus Purbalingga sekitar pukul 14.00 WIB. Seharusnya, ia yang datang dari Semarang tiba di bekas sekolahnya itu sekitar pukul 13.00 WIB. Ia terlambat datang ke sekolahnya, karena ditengah perjalanan berhenti menonton TV, untuk menyaksikan pertandingan tinju antara petinju kebanggaan Filipina, Manny Pacquiao yang berasil mempertahankan gelar WBO kelas welter setelah menang angka dari penantangnya Shane Mosley di MGM Grand, Las Vegas.

"Saya berhenti dulu di Kledung, Wonosobo, jadi maaf terlambat datang ke sekolah ini," ujar Chris John yang disambut hangat para gurunya di halaman SMP Santo Borromeus Purbalingga.

Selama kurang lebih dua jam, dari jam 14.00 hingga 16.00 WIB Chris John bernostalgia di sekolahnya itu. Suasana canda dan tawa pun saling terlontar antara Chris John dengan bekas guru-gurunya dulu.

Chris John memang alumni SMP Santo Borromeus Purbalingga, pada tahun 1994/1995. Dalam berbagai kesempatan, juara dunia WBA kelas bulu yang baru saja mengalahkan Daud "Cino" Yordan itu, menyempatkan menyambangi bekas sekolahnya. "Meski sudah menyandang gelar juara dunia, dia tetap tampil bersahaja, dan selalu ingat akan guru-gurunya dulu," ujar Ari Broto, guru Bahasa Inggris yang terbilang senior di SMP Santo Borromeus Purbalingga.

Disuguhi makanan kesukaan Chris John, yakni ayam goreng ’Unyil’ khas Purbalingga dan mendoan yang masih hangat, Chris John melahap hidangan yang disuguhkan itu. "Sudah lama saya tidak makan mendoan, rasanya enak sekali mendoan di sini. Jadi ingat masa kecil dulu," ujar Chris John yang mendapat julukan The Dragon itu.

Layaknya selebritis, Chrisjohn pun diminta berfoto bersama oleh para suster dan guru-guru serta sejumlah murid SMP Santo Borromeus. Tak lupa, Chris John dimintai tanda tangan, untuk mencoretkan tandatangannya di kaos sejumlah murid. Dalam kesempatan itu, Chris John juga membagikan poster bergambar dirinya, yang sudah ditandatangani pakai spidol besar. "Ini sekedar kenangan-kenangan," ujar Chris John.


Chris John mengaku, akan menekuni olah raga tinju sampai umur 35 tahun. Itu berarti, Chris John yang lahir 14 September 1980, masih empat tahun lagi menggeluti olah raga tinju. Sebenarnya, ujar Chris John, tidak ada batasan jelas kapan seorang petinju profesional mengakhiri jenjang karirnya. Chris John menyebut George Edward Foreman ,petinju kelahiran Texas Amerika 10 Januari 1949, baru menggantungkan sarung tinjunya pada usia 45 tahun.
"Bagi saya, umur 35 tahun sudah cukup. Di atas itu, sulit rasanya untuk maju lagi," ujar Chris John, bapak berputra dua , perempuan semua ini.
Setelah lengser menekuni olah raga tinju, Chris John mengaku akan menekuni usaha yang dikelola bersama istrinya di Semarang dan Kudus. Selain itu, Chris John juga bercita-cita menjadi guru atau pelatih. Yakni pelatih tinju dan Wushu. Sebelum menekuni olah raga tinju hingga menghantarkan namanya seperti sekarang, Chris John memang dikenal sebagai atlet Wushu yang handal.
Untuk mewujudkan cita-citanya setelah tidak bertinju itu, Chris John akan menawarkan diri ke KONI pusat. "Saya yakin, KONI akan mau memfasilitasi cita-sita saya ini. Dan saya akan mengusahakan untuk bisa menyumbangkan kemampuan terbaik saya, demi kemajuan olah raga tinju di tanah air," ujar Chris John yang mengenakan T Shirt warna putih ini dan celana pendek warna hitam itu. (Diupload oleh R.Anggoro W.,SE dari PemkabPurbalingga.go.id/Penulis Prasetyo)



Tidak ada komentar: