Februari 14, 2014

Kunjungan Komunitas Hijau ke SMP Borromeus


16 November 2013 pukul 10:24

Pada hari sabtu beberapa minggu yang lalu sekolahkami smp santo borromeus,kegiatan pagi-pagi di smp santo borromeus kegiatan disekolah kami tidak biasanya.dipagi hari ada bapak-bapak dari komunitas hijaudatang ke SMP Borromeus untuk menjelasakan tentang bagaimana cara untukmenghijaukan lingkungan yang ada di sekitar purbalingga.seluruh siswa-siswiberkumpul di aula untuk menulis penjelasan dari bapak-bapak komunitas hijau itu.isi dari penjelasan itu adalah menghijaukan berbagai cara untuk melestarikanlingkungan,seperti membuat taman,menanam pohon-pohon yang gundul.Daripsikologis caranya , seperti menghilangakan orang gila dan lain-lain.sayangsuara dari speaker tidak jelas karena ada kesalahan teknis.Dan akhirnya pukul09.30 penjelasan dari bapak-bapak tersebut selesai dan dilanjutkan ekskul

PILKASIS SMP ST BORROMEUS 2013


21 September 2013 pukul 11:41
Pada tanggal 8 September 2013. SMP Santo Borromeusmengadakan PILKASIS yang ke-6. Pelaksanaan PILKASIS diawali dengan kampanye pada tanggal 7 September. Pilkasis di panitiani oleh anak kelas 8 dan 9, yaitu kelas 8 Tobi,Revo,Noni dan kelas 9 ,Herman ,dan Monika. dalam PILKASIS ada 3 pasangan calon ketua dan wakil OSIS, yaitu pasangan nomor 1 Dimas dan Daeli,nomor 2Ela dan Neta, nomor 3 Ivana dan Aryo. Pilkasis dimulai pada tanggal 8 september pukul 08.00. jumlah pesrta yang terdiri dari murid,guru,karyawan.kepala sekolah , dan suster.hsail dari coblosan di bacakan pada pukul 11.00, dan yang terpilih menjadi ketua osis 2013 adalah pasangan nomor 3 yaitu Ivana dan Aryo, dengan perolehan suara sebanyak 86 suara. selesai pemilihan ketua osis 2013,murid-murid boleh pulang.

November 11, 2011

Merayakan Misa Bersama Romo Try

Pada hari Kamis tanggal 10 November 2011 lalu, Kami seluruh warga Sekolah SMP Santo Borromeus Purbalingga mengadakan Misa bersama di Aula dan dipimpin oleh Romo Try. Beliau berusia 28 tahun. Beliau adalah lulusan dari SMP Santo Borromeus Purbalingga.
Sebelumnya, kami mengadakan Upacara untuk Memperingati Hari Pahlawan. Petugas Upacara -nya adalah kelas VIII B dengan Akhiles Frista sebagai Pemimpin Upacara dan Pengibar Benderanya adalah Maria Cahya Melati, Agatha Fransiane sebagai Pembawa Bendera dan Famanda Aprakusuma. Dan Helena Agnesia sebagai Protokol. Paduan Suara dan Dirijen dibantu oleh beberapa siswa dari berbagai macam kelas.
Setelah selesai Upacara, kami melanjutkan pelajaran seperti biasa. Tetapi, untuk pelajaran jam pertama dan kedua terpotong untuk Upacara. Jam pelajaran kami terpotong 15 menit, sehingga setiap jam pelajaran hanya 30 menit.
Setelah bel pulang pulang berbunyi, kami semua berkumpul di Aula untuk mengadakan Misa. Untuk Paduan Suara, kami terlebih dahulu menyiapkan Lagu-Lagu yang akan dinyanyikan. Setelah itu Misapun dimulai. Dengan Benedikta Nabila dan Thalia Tamara sebagai Misdinar. Selesai menyanyikan lagu, Romo Try sempat bercerita tentang masalalu nya. Lalu iapun berfirman tentang ; Kebijakan. Setelah itu, beliau mengadakan Kuis, ada beberapa anak yang maju untuk menjawab. Hadiah berupa buku tentang bagaimana perjalanan Beliau menjadi romo.
Setelah selesai, perjamuan kudus dengan diiringi lagu Karena Aku Kau Cinta. Beliau masuk ke dalam diiringi para Misdinar. Lalu kami berebut mengambil Pembatas Buku dan Stiker.
Setelah itu kami kembali ke Kelas untuk doa bersama, sebelum itu kami di beri jajanan berupa Makan dan Minuman Kecil. Setelah selesai berdoa, yang dipimpin oleh Hendra. Kami pulang ke rumah kami masing-masing.

~ Atha (8A)

Agustus 12, 2011

Hasil Diskusi ekonomi dengan topik "Kelangkaan"

1.Cara mengatasi kelangkaan minyak tanah:
-menggunakan kompor gas.
-mengolah minyak tanah dengan baik.
-tidak mengambil minyak tanah secara besar-besaran.
-tidak memakai lampu minyak.
-tidak membakar sampah dengan minyak tanah.
-memasak menggunakan kayu bakar/ kompor gas.
-mengganti minyak tanah dengan spiritus.
-distribusi minyak tanah di setiap daerah harus sama.
-mencegah adanya pengangkutan minyak tanah ilegal
-minyak tanah hanya di perjualbelikan kepada orang yang sangat membutuhkan
2.Cara mengatasi kelangkaan Bensin:
-mengurangi pemakaian kendaraan bermotor yang berbahan bakar bensin.
-mencegah adanya penyelundupan bensin.
-menggunakan bensin dengan hemat.
-memakai teknologi yang bagus dalam mengolah bensin.
-mengimpor bensin dari luar negri.
-menambah pasokan bensin.
-pendistribusian bensin yang merata di setiap daerah.
-mencegah penimbunan- penimbunah bensin.
-mengelola sumber- sumbernya yang ada dengan baik.
-menggunakan kendaraan hemat bahan bakar/ bensin.
3.Cara mengatasi kelangkaan beras:
-mengatasi beras dengan makanan lainnya.
-memasak beras secukupnya saja.
-mengimpor beras.
-pembebasan bea masuk impor beras selama harga beras naik.
-pendistribusian beras yang merata ke setiap daerah.
-mengurangi exspor beras.
-penyediaan bibit unggul beras yang harganya terjangkau untuk petani.
-pemberian pupuk yang harganya terjangkau untuk petani.
-memberikan pinjaman modal untuk petani untuk meningkatkan produksi berasnya.
-membeli beras petani dengan harga yang pantas, agar petani tidak rugi, sehingga petani
mau terus menanam padi.
4.Cara mengatasi kelangkaan air bersih:
-jangan membuang limbahke sumber- sumber air air bersih.
-menutup kran air setelah di pakai.
-menggunakan air seperlunya saja.
-melarang penggundulan hutan.
-membuat sumur tadah hujan.
-mengadakan droping air.
-membuar biopori.
-mencari sumber sumber mata air yang baru.
-mengadakan reboisasi.
-penyulingan air
5.Cara mengatasi kelangkaan gas:
-memasak dengan bio gas.
-memanfaatkan gas secara hemat.
-mengolah sumber sumber gas bumi dengan baik.
-tidak mengekspor gas ke luar negri.
-mencegah penimbunan gas.
-mencegah adanya gas ilegal.
-mendistribusikan gas ke setiap daerah secara merata
-mengelola sumber sumber gas bumi dengan baik.
-menambah pasokan gas.
-memakai teknologi yang tepat dan bagus dalam mengolah gas bumi.

Mei 09, 2011

CHRIS JOHN BERNOSTALGIA DI SMP ST.BORROMEUS SELEPAS TANDING MELAWAN DAUD JORDAN


PURBALINGGA - Suasana hangat penuh kekeluargaan, Minggu (08/05/2011) sore mewarnai ruang pertemuan susteran di sebelah timur SMP Santo Borromeus Purbalingga (Jateng). Sore itu, ada tamu istimewa yang sudah ditunggu-tunggu oleh segenap suster dari Yayasan Santa Maria Purbalingga dan guru-guru SMP tersebut, yakni Christian Johanes atau yang akrab dipanggil Chris John.

Mengendarai mobil Panther warna silver H 9150 WA, Chris John yang ditemani teman akrabnya, Hartono tiba di SMP Santo Borromeus Purbalingga sekitar pukul 14.00 WIB. Seharusnya, ia yang datang dari Semarang tiba di bekas sekolahnya itu sekitar pukul 13.00 WIB. Ia terlambat datang ke sekolahnya, karena ditengah perjalanan berhenti menonton TV, untuk menyaksikan pertandingan tinju antara petinju kebanggaan Filipina, Manny Pacquiao yang berasil mempertahankan gelar WBO kelas welter setelah menang angka dari penantangnya Shane Mosley di MGM Grand, Las Vegas.

"Saya berhenti dulu di Kledung, Wonosobo, jadi maaf terlambat datang ke sekolah ini," ujar Chris John yang disambut hangat para gurunya di halaman SMP Santo Borromeus Purbalingga.

Selama kurang lebih dua jam, dari jam 14.00 hingga 16.00 WIB Chris John bernostalgia di sekolahnya itu. Suasana canda dan tawa pun saling terlontar antara Chris John dengan bekas guru-gurunya dulu.

Chris John memang alumni SMP Santo Borromeus Purbalingga, pada tahun 1994/1995. Dalam berbagai kesempatan, juara dunia WBA kelas bulu yang baru saja mengalahkan Daud "Cino" Yordan itu, menyempatkan menyambangi bekas sekolahnya. "Meski sudah menyandang gelar juara dunia, dia tetap tampil bersahaja, dan selalu ingat akan guru-gurunya dulu," ujar Ari Broto, guru Bahasa Inggris yang terbilang senior di SMP Santo Borromeus Purbalingga.

Disuguhi makanan kesukaan Chris John, yakni ayam goreng ’Unyil’ khas Purbalingga dan mendoan yang masih hangat, Chris John melahap hidangan yang disuguhkan itu. "Sudah lama saya tidak makan mendoan, rasanya enak sekali mendoan di sini. Jadi ingat masa kecil dulu," ujar Chris John yang mendapat julukan The Dragon itu.

Layaknya selebritis, Chrisjohn pun diminta berfoto bersama oleh para suster dan guru-guru serta sejumlah murid SMP Santo Borromeus. Tak lupa, Chris John dimintai tanda tangan, untuk mencoretkan tandatangannya di kaos sejumlah murid. Dalam kesempatan itu, Chris John juga membagikan poster bergambar dirinya, yang sudah ditandatangani pakai spidol besar. "Ini sekedar kenangan-kenangan," ujar Chris John.


Chris John mengaku, akan menekuni olah raga tinju sampai umur 35 tahun. Itu berarti, Chris John yang lahir 14 September 1980, masih empat tahun lagi menggeluti olah raga tinju. Sebenarnya, ujar Chris John, tidak ada batasan jelas kapan seorang petinju profesional mengakhiri jenjang karirnya. Chris John menyebut George Edward Foreman ,petinju kelahiran Texas Amerika 10 Januari 1949, baru menggantungkan sarung tinjunya pada usia 45 tahun.
"Bagi saya, umur 35 tahun sudah cukup. Di atas itu, sulit rasanya untuk maju lagi," ujar Chris John, bapak berputra dua , perempuan semua ini.
Setelah lengser menekuni olah raga tinju, Chris John mengaku akan menekuni usaha yang dikelola bersama istrinya di Semarang dan Kudus. Selain itu, Chris John juga bercita-cita menjadi guru atau pelatih. Yakni pelatih tinju dan Wushu. Sebelum menekuni olah raga tinju hingga menghantarkan namanya seperti sekarang, Chris John memang dikenal sebagai atlet Wushu yang handal.
Untuk mewujudkan cita-citanya setelah tidak bertinju itu, Chris John akan menawarkan diri ke KONI pusat. "Saya yakin, KONI akan mau memfasilitasi cita-sita saya ini. Dan saya akan mengusahakan untuk bisa menyumbangkan kemampuan terbaik saya, demi kemajuan olah raga tinju di tanah air," ujar Chris John yang mengenakan T Shirt warna putih ini dan celana pendek warna hitam itu. (Diupload oleh R.Anggoro W.,SE dari PemkabPurbalingga.go.id/Penulis Prasetyo)



April 17, 2011

Chris John Naik Sepeda Onthel 50 Km Tiap Hari ke SMP Santo Borromeus


TRIBUNNEWS.COM - Lulus dari SDN Gelang 1 Kecamatan Rakit, Chris John meneruskan ke SMP Santo Borromeus, Purbalingga. "Selama duduk di SMP, Si Chris (panggilan akrab Chris John--red) pulang pergi ke sekolah selalu naik sepeda onthel. Padahal sekali jalan jarak dari rumah kami ke SMP itu kurang lebih 25 kilometer, atau pulang pergi (PP) 50 kilometer. "Biasanya, saya naik sepeda onthel membonncengkan Adrian yang sekolah di SD Pius Purbalingga, dan Chris ngonthel sendiri ," kata Johan Cahyadi, orangtua Chris John sambil menambahkan anak keduanya, Chris itu dikenal pendiam dibanding saudara-saudaranya. Sikap pendiam Chris ini juga diakui guru-gurunya di SMP Santo Borromeus Purbalingga. Chris John mengenyam pendidikan di sekolah swasta favorit di Purbalingga itu, dari tahun 1992-1995. Ketika duduk di klas 1 , Chris John harus kost di sebuah rumah di belakang Kantor Kejaksaan Purbalingga. Pasalnya, rumah Chris di Desa Gelang, Kecamatan Rakit, Banjarnegara berjarak cukup jauh, sekitar 25 kilo meter. Namun ketika naik ke kelas dua hingga lulus, Chris memilih nglaju dari rumah ke sekolah. Hebatnya, ia selalu naik sepeda onthel untuk berangkat ke sekolah. Ari Broto, guru Bahasa Inggris SMP Santo Borromeus Purbalingga punya kenangan khusus dengan mantan muridnya, Chris John. "Ketika kost, dulu dia beberapa kali telat jika bangun tidur. Pernah beberapa kali , karena rumah saya di Jl. Lawet dekat dengan rumah kost Chris, saya datangi, hanya untuk membangunkan Chris berangkat sekolah. Dari tempat kost ke sekolah, dia jalan kaki sama saya , karena jaraknya cukup dekat," kenang Ari Broto. Kenangan lainnya tentang Chris John, lanjut Ari Broto, yakni kalau ke sekolah selalu membawa bekal dari rumah. "Dia tidak suka jajan di warung. Yang selalu saya ingat, setiap menu yang dibawa Chris John, pasti lauknya ada gorengan putih telur. Minumannya air putih, juga dicampur putih telur," kenang Ari Broto. Kenangan yang juga tidak terlupakan, lanjut Ari Broto, dirinya sering melihat Chris John sedang dilatih tinju oleh ayahnya di tempat kost, seusai pulang sekolah. Itu terjadi setiap hari. Dan ayah Chris John, sengaja datang ke tempat kost anaknya itu, untuk melatih tinju. Ayahnya selalu menanamkan sikap disiplin dan keras dalam berlatih. Sekadar diketahui, Johan Cahyadi yang kini masih tampak energik meskipun usianya sudah 74 tahun, sekitar tahun 1969 -1974 pernah mencatat debut tersendiri di kancah tinju amatir di tanah air. Saat itu, Johan Cahyadi hidup di Kota Jakarta. Selama kurun waktu itu, Johan Cahyadi pernah menyabet 2 kali kejuaraan yakni pada tahun 1970 dan 1971 pada event Kejuaraan Tinju Jakarta Fair. Johan masuk dalam kategori kelas layang. "Saat dilatih tinju oleh ayahnya itu, yang nonton kebanyakan tukang-tukang becak yang mangkal di belakang Kejaksaan Purbalingga. Saya sering menjumpai, ketika seusai pulang sekolah, dia dilatih keras olah raga tinju oleh ayahnya," kenang Ari Broto sambil menambahkan prestasi akademis Chris John biasa-biasa saja saat duduk di SMP Borromeus Purbalingga. Didikan keras Johan Cahyadi kepada Chris, juga diakui oleh Arsono, guru Matematika SMP Borromeus Purbalingga. Suatu ketika, Chris dinilai terlambat masuk ke sekolah oleh ayahnya. Padahal saat itu jam baru menunjukkan pukul 06.45 menit, sehingga masih ada waktu 15 menit. Atas keterlambatan masuk sekolah versi ayah Chris John itu, Chris John disuruh push up hingga beberapa puluhan kali di halaman SMP Santo Borromeus Purbalingga. Kontan saja, cara menghukum seperti itu mengundang perhatian para guru dan teman-teman Chris John di sekolah ini. "Setelah dihukum seperti itu, saya tanya kepada Chris. Apakah kamu tidak malu John?" tanya Arsono saat itu. "Saya ndak malu, pak. Saya harus patuh sama orang tua," ujar Arsono menirukan jawaban Chris John saat itu. "Mendengar jawaban seperti itu, saya jadi mrebes mili (berlinang air mata). Dia memang seorang yang patuh pada orang tuanya, termasuk sekarang dia sangat patuh pada pelatih tinjunya," ujar Arsono. Pernah suatu ketika Johan Cahyadi dipanggil oleh pihak sekolah."Mengapa bapak menghukum demikian, dia menjawab, agar Chris John menjadi anak yang disiplin dan patuh pada orang tua," ujar Arsono yang didampingi Kepala Sekolah SMP Santo Borromeus, Ignatius Yeli Widiyanto dan dan guru mata pelajaran ekonomi, Anggoro. Yeli maupun Anggoro menambahkan, didikan keras dan disiplin dari ayah Chrisjohn, menjadikan sosok Chris John seperti sekarang ini. Sosok yang disiplin, patuh pada orang tua dan pelatih serta pekerja keras. "Benih penanaman sikap disiplin dan keras sejak kecil, kini dibawanya sampai Chris John dewasa. Dan yang saya salut, setiap mau bertarung, ia selalu memohon doa kepada guru-gurunya, baik lewat telepon maupun SMS. Dalam bertarung melawan Daud "Cino" Yordan, kami berharap dan berdoa semoga Chris John bisa menang!" ujar Yeli. Pada tahun 2005, SMP Santo Borromeus Purbalingga mengadakan reuni akbar. Dan Chris John bersama istrinya, Ana Maria Megawati sempat hadir pada acara reuni tersebut. Dan dalam beberapa kali kesempatan, Chris John juga sering menyambangi bekas sekolahnya dulu itu, untuk sekadar bersilaturahmi dengan guru-gurunya maupun memberikan motivasi kepada murid-murid di sekolah itu. Selepas SMP, Chris John sempat tidak melanjutkan beberapa tahun, dan menekuni tinju. Sampai akhirnya dalam event kejuaraan tinju di tingkat Kabupaten Banjarnegara, petinju asal Desa Gelang, seperti Chris John, Adrian John (adik Chris John), dan teman mainnya seperti Teguh, Wahyu dan Soeh, merajai sebagai juara. Berangkat dari event di tingkat kabupaten itu, karir Chris John mulai menapak. Selanjutnya ia mengikuti Pekan Olah Raga Daerah (Porda) Jateng di Semarang. Ia yang mewakili Kabupaten Banjarnegara, berhasil mengharumkan nama daerahnya, karena menyabet juara. Selepas menamatkan SMA nya di Semarang, karir tinjunya terus melejit hinggasekarang. Selain aktif bertinju,C hris ‘The Dragon’ John, pemegang gelar Super Champions kelas bulu WBA yang kini dikatuniai 2 anak itu, juga makin dikenal karena kerap muncul di televisi sebagai bintang iklan, termasuk mengkampanyekan anti HIV-AIDS.(prasetyo/habis)

Februari 04, 2011

" Persiapan Mengahadapi Ujian Nasional Kelas 9 "

Pada tanggal 25 - 28 April 2011 di perkirakan akan diadakan UN untuk anak kelas 9 di SMP Santo Borromeus .Mereka mulai mempersiapkannya dengan matang . seperti Belajar, Berdoa, dan Menjaga Kesehatan masing-masing siswa dan siswi .
Dalam UN tersebut ada 4 mata elajaran yang di UN kan . yaitu Matematika, Bahasa Inggris, IPA , dan Bahasa Indonesia.UN di selenggarakan di SMP St. Borromeus .UN itu di laksanakan selama 4 hari .
Mereka juga mempersiapkan belajarnya dengan latihan soal-soal yang akan di UN kan dan latihan UN tersebut biasa di sebut dengan TryOut .dari hasil-hasil nilai TryOut mereka , banyak yang mengatakan bahwa nilai mereka ada yang turun dan juga ada yang naik .. Dan perasaan mereka mulai campur aduk ..dengan perasaan deg-degan , takut . ya memang perasaan itu sudah umum di rasakan oleh para siswa peserta UN , karena mereka takut nilai mereka tidak bagus dan akhirnya tidak lulus . Tetapi mereka tetap optimis dalam menghadapi semua ini . Pelaksanaan Un di jaga oleh Pengawas dari SMP lain .pengawas itu tidak hanya 1 orang. tetapi ada 2 orang .
Semoga saja anak-anak kelas 9 di SMP St. Borromeus dapat mengerjakan UN tersebut dengan baik dan memperoleh nilai yang memuaskan .....
Diposkan oleh Debz vita